Pendapat Siswa Tentang Hilangnya Mata Pelajaran TIK
Pendapat Siswa Tentang Hilangnya Mata Pelajaran TIK
TIK merupakan mata pelajaran yang mulai diperkenalkan sejak
adanya kurikulum berbasis kompetensi (KBK) tahun 2004 atau biasa disebut dengan KTSP, sekitar 2 tahun berikutnya,
yaitu 2006. Dari menerapkan mata pelajaran TIK sebagai mata pelajaran di sekolah, ada beberapa manfaat yang didapat oleh siswa pada jenjang pendidikan SD, SMP, dan SMA.
Pengetahuan TIK sangat penting untuk dasar pengembangan siswa dalam memperdalam pengetahuan TIK dan mengembangkan kreativitas siswa. TIK berperan penting bagi kelangsungan hidup dimasa depan, karena sudah banyak industri-industri dan pemerintahan yang menggunakan TIK sebagai dasar pelaksanaan pekerjaan. untuk itu, generasi muda harus memiliki pengetahuan TIK yang cukup.
Pengetahuan TIK di Indonesia memang masih tertinggal dari negara-negara lain, karena pengembangan TIK di Indonesia belum cukup. Terutama bagi daerah terpelosok yang belum mempunyai komputer di rumah. Mereka dapat memakai fasilitas sekolah dan dapat mempelajari TIK di sekolah.
Kita juga perlu waspada dengan dampak negatif yang mungkin timbul dari segi moral maupun yang lainnya dalam menggunakan TIK. hal tersebut harus dikontrol dengan baik oleh guru dan orangtua.
Email adalah hal utama dalam perubahan cara berkomunikasi. Dengan hanya
mempunyai satu alamat email, kita dapat mengikuti banyak model
komunikasi yang ada di internet..Tidak hanya teknologi komunikasi saja yang berkembang, teknologi informasi pun berkembang. Teknologi informasi dan komunikasi yang perkembangannya begitu cepat
secara tidak langsung mengharuskan manusia untuk menggunakannya dalam
segala aktivitas.
Mata pelajaran TIK yang dihapus dikurikulum 2013 menimbulkan prokontra di masyarakat. banyak diantara masyarakat yang setuju, namun banyak juga yang tidak setuju. Berikut ini adalah alasan mengapa TIK dihapus dari kurikulum 2013 :
- Anggapan bahwa anak TK dan SD sudah bisa menggunakan internet.
- TIK bisa integratif dengan mata pelajaran lain.
- Pembelajaran sudah seharusnya berbasis TIK, bukan TIK sebagai Mata Pelajaran khusus yang harus diajarkan.
- Jika TIK masuk struktur kurikulum nasional, maka pemerintah berkewajiban menyediakan Laboratorium Komputer tetapi pemerintah tidak sanggup untuk mengadakannya.
- Banyak sekolah yang belum teraliri listrik, jadi TIK tidak akan bisa diajarkan juga disekolah.
- Siswa Indonesia akan sangat tertinggal di bidang TIK dibandingkan dengan siswa dari negara lain.
- Pemerataan penyebaran ilmu pengetahuan untuk daerah pelosok akan lebih terhambat
- Keterampilan penggunaan komputer akan berkurang (terutama bagi siswa di daerah terpencil yang tidak memiliki komputer di rumahnya)
- Pengetahuan tentang akses informasi dan data pendukung mata pelajaran lebih berkurang .
- Daya kreativitas siswa di bidang computer tidak tergali dengan baik.
- Adanya guru TIK yang mengganggur atau dialihkan untuk mengajar mata pelajaran lain, yang akibatnya hasilnya kurang maksimal.
- Dasar-dasar penguasan TIK siswa lemah, bila ingin melanjutkan ke SMK akan membuat guru SMK kembali memberikan dasar-dasar TIK
- Guru TIK banyak yang dipindahkan ke birokrasi dan mengajar mata pelajaran prakarya yang tidak jelas kajian akademiknya.
- Siswa diminta belajar TIK secara mandiri yang berakibat mereka hanya tahu TIK sebatas bermain games dan nonton youtube serta menjadi liar di media sosial karena kurangnya guru pemandu di bidang TIK
- TIK hanya dianggap sebagai alat bantu saja dan tidak diajari sebagai ilmu yang terus berkembang, padahal peran TIK sangat diperlukan dalam pembelajaran abad ke 21.
terima kasih pendapatnya
BalasHapus